MetroFriends, penyakit batu empedu bisa menyerang siapa saja. Terlebih jika kita memiliki gaya hidup tidak sehat, malas berolahraga, serta tidak menjalankan pola makan gizi seimbang. Terbentuknya batu empedu dapat disebabkan beberapa alasan seperti, kadar kolesterol atau bilirubin yang terlalu tinggi di dalam empedu. Batu empedu yang terbentuk tersebut bisa menumpuk hingga terjadi penyumbatan pada saluran empedu.
Nyeri di perut bagian tengah atas atau perut kanan atas.
Nyeri di bahu kanan.
Nyeri dada.
Mual dan muntah.
Ikterus/ Kuning (warna kuning pada kulit dan mata).
Penderita biasanya akan terdeteksi memiliki batu empedu setelah menjalankan USG. Prosedur Ultrasonografi (USG) adalah prosedur medis tanpa rasa sakit yang mengirimkan gelombang suara frekuensi tinggi melalui jaringan tubuh. Di saat mendapat gambaran USG adanya batu empedu di saluran empedu, maka dokter pun akan dapat menyarankan prosedur lanjutan seperti, ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography).
Prosedur ERCP memiliki keunggulan dalam memberikan informasi penting yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan diagnostik lain, seperti USG, CT scan, atau MRI. Dokter akan sangat terbantu karena dapat mengambil gambar dan melihat kondisi saluran empedu dan pankreas secara lebih detail.
Batu dalam kantong empedu
Batu kantong empedu yang sudah masuk ke saluran empedu
Pankreatitis atau radang pankreas
Cedera atau komplikasi pembedahan pada empedu dan pankreas
Pseudokista pankreas
Tumor atau kanker pada saluran empedu
Tumor atau kanker pada pankreas
Namun jika si penderita batu empedu memiliki gejala yang dirasa dokter perlu dirawat, maka perawatan yang dilakukan bisa melalui pembedahan untuk mengangkat kantong empedu. Tindakan tersebut adalah Kolesistektomi. Dan dikenal juga teknik Laparoskopi, yaitu teknik minimal invasif yang membuat luka sayatan kecil, sehingga nyeri pasca operasi lebih sedikit dan pemulihan lebih cepat.
Referensi contoh tindakan ERCP: Youtube MMC Hospital