MetroHealth RS MMC - dr. Hadet Prisdhiany, SpS, Dokter Spesialis Saraf RS MMC mengatakan bahwa sejumlah gangguan pada jantung yang turut memicu stroke diantaranya hipertensi, gangguan irama jantung (atrial fibrilasi), bekuan darah (thrombus), dan kelainan katup jantung.
Masyarakat pada umumnya banyak yang memeriksakan risiko stroke dengan faktor genetik dari keluarga. Biasanya, anjuran yang akan diberikan adalah dengan melakukan skrining deteksi dini stroke. Hal tersebut dilakukan agar bisa diketahui penanganan apa yang paling tepat bagi mereka.
Pasien dengan stroke ringan ataupun berat mendapatkan perlakuan berbeda. Penanganan yang tepat bagi penderita stroke dapat menghindarkan risiko cacat bahkan kematian, sehingga pasien dapat kembali pulih dari penyakitnya.
Lifestyle dan risiko stroke
Faktor risiko serangan stroke sendiri ada dua, yakni yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Berbicara lifestyle, hal ini masuk faktor risiko yang dapat diubah. Selain itu faktor yang dapat diubah antara lain hipertensi, kolesterol yang tinggi dan gula darah yang tinggi. Seseorang dengan risiko tersebut baiknya segera menerapkan gaya hidup sehat.
Penting pula untuk hindari pola makan yang dapat meningkatkan hipertensi. Hindari pula makanan dengan kolesterol yang tinggi dan memicu kenaikan gula darah. Seperti mengonsumsi gula dan garam yang berlebihan.
Melakukan aktivitas atau latihan fisik memang dianjurkan untuk mencegah serangan stroke dan serangan jantung. Namun, ada beberapa kasus stroke menyerang mereka yang aktif berolahraga ataupun berkegiatan lainnya.
Serangan Stroke
Stroke yang terjadi pada keadaan ini, bisa saja stroke perdarahan ataupun stroke penyumbatan atau stroke iskemik. Pada kasus tersering di stroke iskemik, ada hal yang dikenal sebagai “thrombo emboli” dimana ada serpihan bekuan darah atau yang dikenal sebagai trombus, beredar di peredaran darah yang dipompa dari jantung menuju seluruh tubuh. Salah satunya tentu bisa menuju organ otak. Jika bekuan darah yang berjalan ini menyumbat di pembuluh darah yang ukurannya lebih kecil, maka mendadak secara klinis akan timbul stroke.
Kenapa bisa terjadi lepasnya bekuan darah dari jantung? Salah satu gangguan jantung yang menyebabkan hal tersebut adalah gangguan irama jantung, atau atrial fibrilasi. Gangguan irama atrial fibrilasi ini memudahkan timbulnya bekuan darah di dalam jantung. Oleh karenanya, perlu diberikan antikoagulan apabila memenuhi syarat dan kriteria pemberian obat.
Olahraga atau aktivitas fisik yang dianjurkan tentunya akan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu. Perlu diingat saat melakukan olahraga, jika anda sudah merasa tidak nyaman dalam melakukannya, hentikan dahulu dan cobalah kembali dalam durasi waktu yang lebih pendek dari yang sudah dicoba.
Tips & Trik Sederhana untuk Terhindar dari Stroke
Tentunya mencegah lebih baik dari mengobati. Perlu kesiapan untuk menghindari terjadinya semua event vaskular seperti stroke ini tentunya. Maka, lakukanlah perbaikan gaya hidup sehat dengan melakukan latihan fisik teratur, mengurangi makan makanan yang terlalu manis, mengurangi asupan makanan berlemak, tidak merokok, tidak minum-minuman beralkohol, cukup istirahat dan hindari stress atau manage stress. Selanjutnya, aktivitas fisik yang disarankan adalah 30 – 40 menit per hari.
Jika ada yang memiliki riwayat penyakit diabetes, usahakan kadar gula darahnya normal, dan selalu menjaga indikator darah tinggi (hipertensi). Oleh karenanya, tentu obat-obatan yang sedang dikonsumsi harus diminum dengan teratur.
Tentu, jika anda atau ada keluarga terdekat menderita stroke, lakukanlah skrining deteksi dini medical check-up secara berkala. Untuk yang pernah mengalami stroke, ternyata ada angka rekurensi/ kejadian berulang terjadinya stroke dalam waktu 30 hari, 6 bulan, 1 tahun, 5 tahun dan 10 tahun.
Skrining tersebut akan diawali dengan pemeriksaan, tanya jawab dan pemeriksaan fisik oleh dokter, cek tekanan darah dan dilanjutkan pemeriksaan laboratorium darah untuk profil kolesterol lengkap dan gula darah. Jika anda memiliki salah satu faktor risiko ini, segera lakukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan USG Karotid Doppler. Pemeriksaan ini akan menilai apakah ada penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah, sehingga dokter bisa melakukan deteksi dini apakah sudah terjadi penebalan atau plak pada dinding pembuluh darah.
Itulah penjelasan mengenai gangguan stroke yang tak lepas dari stroke. Jika Metro Friends ingin berkonsultasi lebih lanjut atau ingin mendapatkan informasi rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia di 0817-4903-299 atau dapat berkonsultasi langsung ke Dokter Spesialis Saraf atau Spesialis Jantung & Pembuluh Darah yang dapat ditemui di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. Cek jadwal dokter disini.
MetroHealth adalah portal edukasi kesehatan dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre untuk masyarakat Indonesia. Memberikan edukasi, inspirasi, dan informasi terkini seputar kesehatan dan gaya hidup.