Bersama Tim Dokter Neurology Cluster
Metrohealth RS MMC - Apakah Anda sering mengangkat beban berat? Atau memiliki kelebihan berat badan (obesitas)? Jika iya, maka Anda perlu waspada dengan risiko saraf kejepit yang lebih besar. Dalam bahasa medis, saraf kejepit disebut juga Herniated Nucleus Pulposus (HNP). Kondisi seperti ini tentu dapat sangat mengganggu aktivitas dan produktivitas, MetroFriends. Di sini kita akan membahas tentang penyebab dan penanganan saraf kejepit.
Saraf kejepit adalah suatu kondisi dimana bantalan tulang di antara dua ruas tulang belakang terdorong dan menekan saraf. Saraf kejepit banyak terjadi pada area leher dan area pinggang. Saraf kejepit dapat menimbulkan gejala yang berbeda-beda tergantung area yang mengalami gangguan.
Gejala utama dari saraf kejepit dapat berupa nyeri di area saraf yang terganggu dan bisa menjalar ke area lain, disertai kebas atau mati rasa, bahkan kesemutan. Pada kasus yang lebih berat, gejala dapat disertai kelemahan atau pengecilan otot. Berikut ragam gejala berdasarkan area saraf yang mengalami gangguan:
Saraf kejepit yang paling umum dirasakan, yaitu di bagian punggung bawah. Rasa sakit yang tajam biasanya akan menjalar ke salah satu sisi bokong ke arah kaki. Gejala lain dari saraf kejepit di punggung bawah meliputi:
- Sakit punggung.
- Kesemutan atau mati rasa di kaki dan/atau kaki.
- Kelemahan otot.
Gejala saraf kejepit di leher dapat meliputi:
- Nyeri di dekat atau di antara tulang belikat.
- Nyeri yang menjalar ke bahu, lengan, dan terkadang tangan dan jari.
- Nyeri leher, terutama di bagian belakang dan samping leher.
- Nyeri yang meningkat saat menekuk atau memutar leher.
- Mati rasa atau kesemutan di lengan.
Konsultasikan gejala yang MetroFriends alami ke dokter spesialis Saraf dan lakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti MRI, CT Scan, EMG sesuai anjuran dokter untuk melihat bagian saraf yang terjepit.
Dokter spesialis Saraf dan Bedah Saraf akan melakukan beberapa penanganan saraf kejepit tergantung dari tingkatan gejala yang dimiliki:
Pada gejala ringan hingga sedang, penanganan yang dilakukan dokter spesialis Saraf atau Bedah Saraf, dapat meliputi tindakan PLDD atau Percutaneous Laser Disc Decompression. Ini adalah sebuah tindakan minimal invasif dengan menusukkan jarum ke kulit untuk memberikan suatu energi dari alat laser yang mana dapat membuat jepitan saraf terbuka.
Pada pasien dengan gejala sedang dapat dijalankan prosedur PELD atau Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy. Pasien akan dibius lokal pada kulit dalam posisi tengkurap dengan luka sayatan kecil (kurang dari 8 mm) untuk dimasukan alat khusus berupa tabung untuk mengambil bantalan yang menonjol. Prosedur ini sangat aman karena menggunakan teknik endoskopi dengan kamera yang terhubung dengan 40 inch monitor untuk melihat posisi saraf kejepit.
Kedua prosedur di atas termasuk penanganan saraf kejepit non-bedah dan minimal invasif, sehingga pasien tidak perlu dirawat inap berhari-hari atau cukup dengan One Day Care. Pemulihannya pun relatif lebih cepat dibanding dengan prosedur tindakan bedah, seperti Laminektomi.
Prosedur Laminektomi ini biasanya dijalankan untuk pasien yang bergejala berat, atau bagi yang tidak berhasil dengan menggunakan perawatan dan prosedur lainnya. Tujuan prosedur ini adalah menghilangkan tekanan pada saraf akibat kelainan struktur tulang. Ini termasuk teknik pembedahan yang membuang lamina atau bagian dari lengkung tulang belakang.
Itulah penjelasan mengenai gejala dan penanganan saraf kejepit. Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut atau ingin mendapatkan informasi rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia 0878-000-22887 atau dapat berkonsultasi langsung ke Dokter Spesialis Saraf yang dapat ditemui di Neurology Cluster Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. Cek jadwal dokter disini.
MetroHealth adalah portal edukasi kesehatan dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre untuk masyarakat Indonesia. Memberikan edukasi, inspirasi, dan informasi terkini seputar kesehatan dan gaya hidup.