Metrohealth - MetroFriends pasti sudah cukup umum mendengar istilah katarak. Gangguan mata ini sudah banyak terjadi pada berbagai usia terutama pada kalangan lanjut usia yang membuat pandangan mereka menjadi buram, tidak seperti sedia kalanya. Dilansir dari laman Kemenkes, Plt. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, mengatakan berdasarkan data nasional Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) tahun 2014 – 2016 Kemenkes, dengan sasaran populasi usia 50 tahun ke atas diketahui bahwa angka kebutaan mencapai 3?n katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81%).
Katarak merupakan kondisi kebutaan utama di 116 negara yang tercakup dalam Bank Data Kebutaan dalam Program Pencegahan Kebutaan WHO. Diperkirakan 42 juta orang mengalami kehilangan penglihatan yang parah, dan katarak menyebabkan 17 juta dari kehilangan penglihatan ini. Katarak diindikasikan sebagai penyebab utama kebutaan dalam 43,6% laporan negara dan mencakup 30%-50% kebutaan dalam sekitar setengah dari laporan yang menunjukkan prevalensi kebutaan relatif. Prevalensi kebutaan akibat katarak berdasarkan usia meningkat secara stabil, dimulai pada usia 45 tahun.
Dilansir p2ptm.kemkes juga, katarak merupakan suatu kondisi dimana terjadi kekeruhan yang menyebabkan menurunnya kemampuan untuk melihat. Lensa memiliki fungsi untuk memfokuskan cahaya agar masuk ke mata sehingga mata kita dapat berfungsi untuk melihat. Namun, seiring bertambahnya usia maka erat kaitannya antara usia dengan kondisi medis yang menyebabkan lensa mata menjadi kurang transparan dan fleksibel serta jaringan di dalamnya yang menjadi terurai dan menyebabkan pandangan menjadi kabur.
Penyebab Katarak
Kebanyakan katarak berkembang karena faktor usia atau cedera sehingga mengubah jaringan yang membentuk lensa mata. Protein dan serat di lensa mulai rusak, lalu menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau keruh. Beberapa kelainan genetik bawaan yang menyebabkan masalah kesehatan lainnya juga dapat meningkatkan risiko katarak. Katarak juga bisa disebabkan oleh kondisi lainnya misalnya operasi mata yang dilakukan sebelumnya atau kondisi medis seperti diabetes. Penggunaan obat steroid jangka panjang juga dapat menyebabkan katarak berkembang.
Apa Saja Tanda dan Gejala Katarak?
Adapun tanda dan gejala katarak sebagai berikut:
Faktor Risiko Katarak
Adalah semua perilaku, gaya hidup, pajanan lingkungan (baik fisik, biologi, sosiokutural), karakteristik bawaan maupun genetik yang secara epidemiologis dapat meningkatkan risiko terkena suatu penyakit. Berikut ini merupakan faktor risiko dari katarak:
Jenis katarak
Katarak subkapsular posterior merupakan katarak yang memengaruhi bagian belakang lensa. Katarak jenis ini ditandai dengan munculnya area kecil dan buram yang terbentuk di dekat bagian belakang lensa, yakni tepat di jalur cahaya. Katarak subkapsular posterior sering mengganggu penglihatan saat membaca, saat berada dalam cahaya terang, dan menyebabkan silau atau lingkaran cahaya disekitar lampu pada malam hari. Jenis katarak ini cenderung berkembang lebih cepat daripada jenis lainnya.
b. Katarak Kortikal
Katarak kortikal adalah penyakit mata yang ditandai dengan adanya kekeruhan lensa di bagian korteks, yaitu bagian tepi lensa. Kekeruhan ini dapat berbentuk garis-garis di tepi luar korteks lensa. Saat berkembang, garis-garis ini akan meluas ke tengah dan mengganggu cahaya yang melewati bagian tengah lensa.
Katarak kongenital termasuk kelainan bawaan yang dibawa bayi sejak kelahirannya yang bisa ditandai dengan adanya keruh pada lensa mata. Katarak ini bersifat genetik, atau terkait dengan infeksi atau trauma intrauterin. Katarak ini disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti myotonic dystrophy, galaktosemia, neurofibromatosis tipe 2 atau rubella. Katarak kongenital tidak selalu mempengaruhi penglihatan, tetapi jika terdeteksi, bisa diatasi dan fungsi penglihatan pun bisa membaik.
b. Katarak Nuklear atau Katarak Nukleus
Katarak nukleus adalah katarak yang mempengaruhi bagian tengah lensa. Pada awalnya, katarak nukleus dapat menyebabkan rabun jauh. Namun seiring berjalannya waktu, lensa mata akan secara bertahap berubah menjadi lebih kuning pekat dan semakin membuat penglihatan kabur. Saat katarak perlahan mengalami perkembangan, lensa dapat menguning atau kecoklatan. Lensa yang menguning atau kecoklatan dapat menyebabkan kesulitan membedakan nuansa warna.
Diagnosis Katarak
Untuk mendiagnosa katarak, biasanya dokter spesialis mata akan meninjau riwayat medis dan gejala-gejala yang dirasakan. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan mata. Adapun beberapa tes yang dapat dilakukan, berupa:
Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Belum ada penelitian yang membuktikan bagaimana mencegah katarak atau memperlambat perkembangan katarak. Namun ada beberapa yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan mata, misalnya:
Itulah penjelasan mengenai katarak. Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut atau ingin mendapatkan informasi rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia 0878-000-22887. MetroFriends juga dapat berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Mata di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. Cek jadwal dokter disini.
MetroHealth adalah portal edukasi kesehatan dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre untuk masyarakat Indonesia. Memberikan edukasi, inspirasi, dan informasi terkini seputar kesehatan dan gaya hidup.
Referensi:
MMC Hospital Podcast
https://www.youtube.com/watch?v=8FhLCUs-nFE
Kemenkes RI
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/gangguan-indera/apa-itu-katarak
Centers for Disease Control (CDC)
https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00001265.htm
Mayoclinic
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cataracts/symptoms-causes/syc-20353790
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cataracts/diagnosis-treatment/drc-20353795