Nutrisi Untuk Menurunkan Risiko Terkena Stroke

Bersama Dr. Cipuk Muhaswitri, M. Gizi, Sp. GK


Metrohealth RS MMC - MetroFriends, diperkirakan pada tahun 2019 terdapat 6,6 juta kematian tersebut disebabkan oleh stroke, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena stroke yang bisa dikendalikan, yaitu konsumsi garam yang terlalu tinggi, rendah konsumsi sayur dan buah, serta jarang berolahraga. Oleh karena itu pola makan sehat menjadi penting dalam mengontrol tekanan darah, kolesterol, kadar gula dalam darah agar menurunkan risiko terkena stroke.

Anjuran nutrisi untuk menurunkan risiko terkena stroke adalah mengonsumsi kalsium yang cukup sesuai usia. Ada yang berasal dari susu dan produk susu rendah lemak, sayuran, polong-polongan, serta minuman tinggi kalsium lainnya. Keuntungan dari susu rendah lemak dapat mempengaruhi tekanan darah, dan peradangan sistemik pada orang gemuk atau berat badan lebih. Kandungan kalsium, kalium, dan magnesium pada susu rendah lemaknya ini yang baik untuk tekanan darah.


Asupan sayur dan buah dianjurkan 5 kali/hari untuk memenuhi asupan serat, vitamin (asam folat), dan mineral (kalium dan magnesium). Asupan serat dianjurkan untuk ditingkatkan hingga mencapai 25 gram/hari, agar dapat menurunkan tekanan darah, resistensi insulin, profil lemak, dan memperbaiki fungsi endotel.


Di sini folat dikaitkan dengan penurunan risiko stroke, khususnya stroke iskemik, karena berhubungan dengan kadar homosistein. Baiknya asupan dan kadar vitamin C terpenuhi dengan cukup untuk dapat membantu mencegah gangguan pada endotel, memiliki efek anti peradangan, dan anti hipertensi. Sedangkan Vitamin D dengan kadar optimal memiliki peran baik pada tekanan darah, resistensi insulin, sistem renin angiotensin, fungsi endotel, proliferasi sel otot polos, dan mengatur kadar hormon paratiroid.


Asupan kacang-kacangan pun perlu dipenuhi untuk memperbaiki oksidasi, peradangan serta fungsi endotel.


Untuk karbohidrat perlu dipilih jenis yang komplek dan rendah beban glikemik. Kita perlu meningkatkan konsumsi lemak baik, seperti dari lemak tak jenuh, rantai tunggal dan ganda. Contoh lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun yang kaya polifenol dan tokoferol sehingga dapat membantu menurunkan risiko stroke. Sedangkan asupan lemak jenuh harus dibatasi dan lemak trans perlu dihindari.


Konsumsi ikan berlemak/semi berlemak dianjurkan setidaknya 2x seminggu karena kandungan PUFA, vitamin D dan B, kalium dan magnesium berefek baik pada pembuluh darah. Konsumsi daging pun perlu dibatasi 1-2x/minggu, sedangkan daging olahan hanya sesekali saja. Hal ini dihubungkan dengan efek tidak menguntungkan dari kandungan lemak jenuh, juga kandungan garam pada daging olahan terhadap tekanan darah.


Bagaimana dengan makanan seperti coklat, kopi, teh dan minuman manis?

Konsumsi coklat hitam dalam jumlah yang moderate dihubungkan dengan perbaikan fungsi endotel dan tekanan darah. Begitu juga dengan konsumsi kopi yang dihubungkan dengan penurunan risiko stroke karena mengandung polifenol, asam klorogenat, dan kafein. Konsumsi kopi yang dianjurkan adalah dalam jumlah yang sedang, yaitu 1-2 cangkir/hari kopi. Penelitian lain juga menyatakan adanya hubungan nonlinier antara risiko stroke dan kopi berdasarkan analisis dosis respon. Hubungan terkuat untuk stroke (21% risiko lebih rendah) ditemukan saat konsumsi kopi 3-4 cangkir/hari, lebih dari jumlah tersebut tidak ada pengurangan lebih lanjut dalam risiko stroke.

Konsumsi teh juga dihubungkan dengan penurunan risiko stroke karena kandungan antioksidan katekin dan theanin yang mempunyai efek menguntungkan terhadap kesehatan. Konsumsi teh, terutama teh hijau yang dianjurkan dalam jumlah moderate yaitu 1-3 cangkir teh hijau/hari.

Batasi konsumsi minuman manis karena ada efek yang tidak baik pada kolesterol LDL, gula darah, dan insulin, sehingga bisa meningkatkan risiko stroke.


Diet dan Pola Hidup Sehat

Diet merupakan salah satu faktor yang penting untuk menurunkan risiko terkena stroke. Pola diet yang dianjurkan adalah yang tinggi konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, polong-polongan, dan konsumsi karbohidrat komplek. Lemak yang dikonsumsi adalah dari lemak baik seperti lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh jamak jamak, misalnya dari minyak zaitun. Selain itu dianjurkan juga untuk konsumsi ikan, dan susu rendah lemak dalam jumlah moderate. Kemudian batasi konsumsi daging merah dan konsumsi daging merah olahan hanya sesekali saja.

Selain diet, pola hidup sehat lainnya untuk menurunkan risiko stroke adalah menjaga berat badan ideal. Kondisi berat badan berlebih dan obesitas dapat meningkatkan risiko stroke. Olahraga yang rutin juga dapat menjaga berat badan yang ideal dan menurunkan kadar kolesterol serta tekanan darah.

Lalu, berhenti merokok. Merokok akan meningkatkan risiko terkena stroke. Serta hindari konsumsi alkohol yang berlebihan, karena dapat meningkatkan tekanan darah.


Itulah penjelasan mengenai nutrisi untuk mencegah stroke. Jika MetroFriends ingin berkonsultasi lebih lanjut atau ingin mendapatkan informasi rawat inap dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia 0878-000-22887 atau dapat berkonsultasi langsung ke Dokter Spesialis Gizi Klinik yang dapat ditemui di Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre. Cek jadwal dokter disini.


MetroHealth adalah portal edukasi kesehatan dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre untuk masyarakat Indonesia. Memberikan edukasi, inspirasi, dan informasi terkini seputar kesehatan dan gaya hidup.