Metrohealth - MetroFriends, melakukan ibadah haji merupakan impian semua muslim. Salah satu yang wajib diperhatikan ketika akan melaksanakan ibadah haji adalah kesehatan. Para jamaah akan melakukan perjalanan menggunakan pesawat dan merasakan perubahan tekanan, suhu, oksigen dan juga kelembaban. Juru Bicara Kementerian Agama, Anna Hasbie, di Jakarta, Kamis (11/1/2024) di laman Kemenag RI mengatakan, “Tahun ini, memenuhi syarat Istithaah Kesehatan menjadi salah satu persyaratan bagi jamaah yang masuk alokasi kuota keberangkatan untuk melunasi Bipih,”
Sebelum melaksanakan ibadah haji, MetroFriends dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis penerbangan. Kedokteran penerbangan memang suatu hal yang masih baru di Indonesia. Pada dasarnya, kedokteran penerbangan adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang khusus memelihara kesehatan komunitas penerbangan. Dalam hal ini, berkaitan dengan kondisi tubuh yang terjadi karena penerbangan. Misalnya, perubahan tekanan, perubahan suhu, emosi dan lainnya.
Dikatakan bahwa kedokteran penerbangan adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang khusus memelihara kesehatan komunitas penerbangan. Komunitas penerbangan sendiri memiliki definisi yang luas. Tidak hanya penumpang biasa, tetapi juga penumpang dengan spesifikasi atau tujuan perjalanan yang khas, seperti perjalanan haji, umroh, pilot, pramugara atau perjalanan untuk melakukan pengobatan atau biasa disebut medical tourism. Hal tersebut membutuhkan penilaian dan peninjauan khusus dari dokter penerbangan.
Apa saja pemeriksaan yang dilakukan kedokteran penerbangan?
Kedokteran penerbangan berperan dalam memelihara kondisi tubuh agar tetap terjaga dengan baik dari mulai pre-flight, in-flight dan post-flight. Misalnya saat pre-flight atau sebelum keberangkatan, hal-hal yang dinilai oleh kedokteran penerbangan adalah usia, jam keberangkatan, lama penerbangan, bahkan posisi duduk. Lalu dokter penerbangan akan memeriksa kondisi tubuh apakah dikatakan layak untuk melakukan perjalanan atau tidak. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kegawatdaruratan ketika berada di pesawat. Selain itu, kedokteran penerbangan akan menilai ketika in-flight atau saat di perjalanan. Misalnya MetroFriends diharuskan untuk membawa anak saat bepergian menggunakan transportasi pesawat, maka harus diketahui, kapan anak harus tidur, dibangunkan atau kapan harus makan. Begitu juga dengan postflight, dimana pasti ada perubahan-perubahan kondisi tubuh yang bisa mempengaruhi kegiatan di tempat tujuan. Sehingga perlu tinjauan khusus dari dokter penerbangan.
Mengapa harus memeriksakan diri sebelum melakukan penerbangan?
Ketika kita melakukan perjalanan dengan transportasi udara, segala sesuatunya harus dipersiapkan. Karena transportasi jalur udara ini tidak seperti jalur darat maupun laut yang bisa berhenti menepi ketika mengalami kegawatdaruratan. Apalagi jika penumpang tersebut memiliki risiko tinggi atau kondisi bawaan, misalnya penyakit jantung, kolesterol tinggi yang akan berdampak pada penumpang lainnya. Tentunya, MetroFriends tidak ingin hal itu terjadi ya! Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksakan diri sebelum melakukan perjalanan udara, agar MetroFriends bisa menikmati perjalanan dari mulai preflight, in-flight hingga post flight.
Dokter spesialis penerbangan memiliki peran untuk memastikan penumpang maupun kru pesawat dalam kondisi layak terbang. Tak hanya itu, dokter spesialis penerbangan juga memiliki tugas untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang hendak berpindah atau dirujuk ke rumah sakit dengan menggunakan pesawat terbang. Lalu apa yang menjadi standar kondisi seseorang dinyatakan layak terbang atau fit to fly?
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dasar dalam menentukan calon penumpang layak terbang antara lain:
Sementara itu, kondisi kesehatan yang dinyatakan unfit to fly untuk calon penumpang yang melakukan perjalanan antara lain :
Sedangkan bagi penumpang Jamaah Haji menurut Kementrian Agama, Jamaah Haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat kesehatan haji untuk sementara yakni, tidak memiliki sertifikat vaksinasi Internasional (ICV) yang sah, Menderita penyakit tertentu seperti Tuberkulosis sputum BTA Positif, Tuberkulosis Multi Drug Resistance, Diabetes Melitus Tidak Terkontrol, Hipertiroid, HIV-AIDS dengan Diare Kronik, Stroke Akut, Perdarahan Saluran Cerna, Anemia Gravis; Suspek dan/atau konfirm penyakit menular yang berpotensi wabah, atau hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu.
Hal-hal diatas menjadi bahan pertimbangan dokter penerbangan untuk menghindari kegawatdaruratan saat berada di pesawat. Karena kondisi calon penumpang dapat mempengaruhi kenyamanan atau keselamatan penumpang lain dalam penerbangan. Kegawatdaruratan yang sering terjadi di dalam pesawat biasanya terjadi karena:
Seseorang yang sering dan akan melakukan perjalanan dengan penerbangan wajib mempersiapkan dua hal yaitu asuransi perjalanan dan logbook kesehatan. Logbook kesehatan berfungsi sebagai catatan kesehatan dari penumpang seperti tensi, suhu dan riwayat penyakit. Sehingga akan lebih memudahkan penumpang ketika membutuhkan bantuan kesehatan.
Itulah
penjelasan mengenai kesehatan yang wajib dipersiapkan terutama bagi
yang akan melaksanakan ibadah haji. Jika MetroFriends ingin
berkonsultasi lebih lanjut atau ingin mendapatkan informasi rawat inap
dan rawat jalan, dapat langsung menghubungi layanan Metrovia
0878-000-22887. MetroFriends juga dapat berkonsultasi langsung dengan
Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan di Rumah Sakit Metropolitan
Medical Centre. Cek Jadwal Dokter Disini.
MetroHealth adalah portal edukasi kesehatan dari Rumah Sakit Metropolitan Medical Centre untuk masyarakat Indonesia. Memberikan edukasi, inspirasi, dan informasi terkini seputar kesehatan dan gaya hidup.
sumber: MMC Hospital Podcast
Kemenag RI